Kamis, 14 Mei 2009

berziarah di Taj Mahal



1.
fajar menyingsing
aku terbangun pada cadik di atas aliran Yamuna
saujana membentang menggaris elok syair alam

2.
bayangan Syuhada pada lapak-lapak benteng merah
masih terngiang dan terhapus sedikit-sedikit
roda kekuasaan berputar
di sini di Agra ini mereka pernah berdiri kokoh
entah kapan takbir mereka kembali menggema di tanah ini

3.
aku tak hiraukan perawan-perawan itu
meski sarinya dari sutra, mahendi,
pun bindya terbaik mereka kenakan
sebab khimar seseorang masih melambai di hati

4.
megah engkau wahai bangunan puisi
seimbang, selaras, harmoni setiap jengkal
garis-garis keteguhan Ustad Isa
pada bongkahan marmer-marmer putih

5.
kepingan-kepingan sajak itu berlayar
dan ditarik ribuan gajah
dan berkumpul di atas pembaringan Mumtaz Mahal
tersusun megah puisi berjuluk Taj Mahal

lambang cinta...
Syah Jahan

6.
sebelum ku balik ke Makassar.
kukulum senyum pada nisan kalian berdua wahai pecinta abadi
kuingin belajar pada kalian
kuingin membangun Taj Mahal untuk seorang Mumtaz Mahal
meskipun aku bukan seorang Syah Jahan
aku hanya seorang Adrian Syah
tapi aku tetap ingin...

1 komentar:

  1. wah... wah...
    puisinya indah dan mengalir.
    ehm... ehm...
    khimarnya siapa tuh yang melambai di hati.
    hehehe

    BalasHapus