Minggu, 24 Agustus 2008

Doa Cinta

Ya Allah, Engkaulah yang mempersatukan Ibu Bapak kami dengan cinta dan engkau pulalah yang menanamkan cinta dalam hati mereka untuk mencintai kami sebagai anaknya.
Ya Allah cintailah mereka sebagaimana mereka mencintai kami dengan segala cintanya.

Yang Allah, yang menurunkan Al-Quran yang berisikan ayat-ayat peringatan dan kabar gembira kepada hamba yang dicintai. Jadikanlah ayat-ayat cinta itu sebagai penyejuk hati kami, cahaya dalam dada kami, penghilang kesedihan kami, dan penolak rasa gundah kami.

Ya Allah tauladankanlah bagi kami Adam As.
Yang meneteskan air mata taubat beratus tahun demi satu kesalahan yang ia perbuat.

Ya Allah tauladankanlah bagi kami Isa Al-Masih As.
Yang memberikan cinta dan kasih kepada setiap orang yang ia temui, yang menghidupkan orang mati dengan cintanya, dan yang menyembuhkan orang buta dengan cintanya.

Ya Allah tauladankanlah bagi kami Muhamad Saw.
Yang mencintai umatnya. Yang rela mempertaruhakan seluruh hartanya, waktunya, dan jiwanya demi menebarkan kasih sayang ke seluruh alam.

Ya Allah tauladankanlah bagi kami pemimpin seperti Khalifah Umar.
Yang mencintai fakir miskin. Yang rela berjalan ditengah malam memikul makanan untuk diberikan kepada fakir miskin yang sedang kelaparan.

Ya Allah tauladankanlah bagi kami Imam Bukhari. Yang mencintai ilmu-Mu.
Yang rela melintasi padang, melintasi perkampungan, melintasi pegunungan, melintasi sungai-sungai, demi menuntut ilmu yang telah engkau wajibkan.

Ya Allah kembalikanlah daulah khilafah Islamiyah yang engkau janjikan, sebuah daulah yang mengikuti manhaj kenabian yang akan memuliakan orang-orang yang mencintaimu
dan akan menghinakan orang-orang yang mengkhianati cintamu.

Sabtu, 23 Agustus 2008

menunaikan kewajiban

Telanjang dari dunia

Berbaur dengan malaikat

Bersetubuh dengan lantai tembok

Kulantunkan pesan-Mu

Ya Rabb Aku menghadap-Mu

Hewan Berpidato

Seperti biasa anak-anak ini kalo abis ngaji minta diceritain sesuatu sebelum pulang.
"Cerita dulu dong kak ustad sebelum kami pulang" teriak anak-anak TPA serentak.
"Iya-iya" kataku. Aku terdiam sebentar. Berpikir sejenak. Cerita apa yah? Teringatlah cerita yang aku buat sendiri dan memang sengaja aku buat untuk para dinda-dindaku yang tercinta.

"Tenang... tenang... adik, kakak akan cerita nih disimak yah, semoga kita bisa mengambil hikmahnya."

Aku pun mulai bercerita...

"Suatu hari berkumpullah 4 ekor hewan, diantaranya kuda, sapi, ayam jago, dan babi mereka akan bergiliran maju berpidato.

Giliran pertama adalah kuda:
"Aku adalah binatang paling berguna aku bisa dijadikan transportasi, apabila tuanku mengingingkan, aku akan membawa tuanku kemana pun ia mau. Lariku cepat, tubuhku gagah. Apabila panen raya tiba, mereka mengangkut hasil panennya dengan punggungku, hebat bukan..."
Ujar kuda dengan bangganya. Kuda menambahkan lagi
"Aku tidak seperti sapi yang lamban, sukanya hanya
bermalas-malasan di bawah pohon sambil mengunyah rumput."

Setelah kuda sekarang giliran sapi berpidato:
"Aku memang lamban dan suka bermalas-malasan, akan tetapi tenaga saya dipakai manusia untuk membajak sawah dan susu saya diminum manusia yang menjadikannya kuat. Tidak seperti ayam yang sukanya bertengkar setiap hari dan sering beol dirumah tuannya."

Giliran ayam jago. Dengan suara yang lantang, ayam berpidato:
"Aku memang suka bertengkar, aku juga suka beol di rumah tuan saya. Tapi yang perlu kalian ingat, akulah yang membangunkan kalian di waktu subuh, akulah yang membangunkan manusia di waktu subuh untuk menunaikan kewajibannya. Aku memiliki bulu yang cantik dan telur istri aku adalah santapan lezat manusia." Dengan bangganya ayam jago kemudian berkokok lalu melanjutkan pidatonya "Aku tidak seperti babi yang taunya merusak tanaman petani, suka makan kotoran, memiliki wajah yang buruk, dan dagingnya haram dimakan manusia" cerocos si ayam jago ia mengepakkan sayapnya sambil berkokok dan melompat dari atas podium.

Dengan kepala tertunduk babipun maju memulai pidatonya:
"Saya memang suka merusak tanaman petani, suka makan kotoran, wajah saya buruk, dan daging saya haram. Saya juga tidak memiliki kelebihan seperti kalian, tapi saya masih bersyukur jadi babi, dibandingkan jadi manusia yang memperturutkan hawa nafsunya,
sehingga dia melakukan korupsi,
mabuk-mabukan,
kawin dengan sama jenis yang diantara kita pun
tidak pernah melakukannya,
berzina,
berkunjung di situs porno,
tawuran,
ngomong sundala',
dan kelakuan lainnya
yang hanya memperturutkan hawa nafsunya."

Kuda, sapi, dan ayam jago pun terhenyah dan terdiam mereka berpikir dalam hati ternyata ada yang lebih rendah daripada babi."

"Adik-adik itulah ceritanya... Jadi kalo orang hanya memperturutkan hawa nafsunya maka dia akan memiliki derajat yang lebih rendah daripada binatang dan apabila mampu mengendalikan hawa nafsunya maka dia akan lebih mulia daripada malaikat" anak-anak itupun mengangguk-angguk. Saya kembali melanjutkan hikmah cerita.
"Perkataan si babi emang bener sekali adik yah, karena kata-katanya senada dengan firman Alloh, surat al-furqon ayat 43 sampai 44."

Aku pun membacakan artinya.
"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari bintang ternak itu)."

Setelah aku selesai bercerita mereka pun pulang dengan riangnya. "Besok cerita apa lagi yah" aku pun tersenyum.

Si Rian Bertanya Aku Menjawab

Sewaktu duduk-duduk di teras masjid. Si Rian anak SMA kelas 1, tetanggaku datang menghampiri.
“Kak boleh tanya-tanya tidak.”

“Boleh saja” jawabku.

“Kak kok Kakak anti pacaran sih?” Tanya Rian.

Aku balik bertanya “Emang apa gunanya pacaran?”

“Kan bisa lebih mengenal calon istri Kak” jawab si Rian.

“Ooo begitu yah” Aku kembali bertanya “Apakah kamu mencintai pacar kamu?”

“Iya Kak” jawab si Rian.

“Kalau pacaran gunanya untuk mengenal calon istri, terus kenapa Kamu bisa mencintai pacar Kamu padahal Kamu belum mengenalnya? Selain itu, kalau Kamu memang mencintai pacar kamu kenapa tidak langsung dinikahi saja langsung, kan sudah cinta?” jelasku kepada Rian.

“Ooo iya juga yah” si Rian membenarkan.

Rian kembali bertanya “Jadi selama ini Kakak tidak pernah pacaran?”

“Tidak pernah” jawabku. “Dan bayangin nanti kalo sudah nikah Kakak bakalan bilang ke istri Kakak; Sayang engkaulah wanita pertama yang Aku kecup keningnya dengan cinta, yang Aku belai rambutnya dengan kasih sayang, dan engkaulah wanita pertama yang menemaniku melewati malam dingin sunyi dengan bercinta. Pasti istriku berbunga-bunga” lanjutku.

“Wets mesranya” si Rian menyambung omonganku dan kembali bertanya “Trus bagaimana caranya mengenal calon istri?”

“Sebelum memutuskan untuk menikahi seorang perempuan, taaruf dulu” jawabku.

“Taaruf apaan lagi itu Kak?” si Rian penasaran.

“Taaruf itu adalah masa perkenalan, disitu Kamu boleh bertanya tentang dia apa saja bahkan yang bersifat rahasia dan pribadi, sebaliknya Dia juga bisa tanya Kamu. Tapi rahasianya tidak boleh kamu ceritakan ke orang lain. Terus setiap ketemuan pihak perempuan harus ditemani mahramnya. Setelah melalui proses taaruf barulah Kamu dan Dia bisa memutuskan apakah melanjutkan hubungan ke pelaminan atau tidak.” Jawabku panjang lebar.

“Oooo begitu toh namanya taaruf” si Rian meng-o panjang.

Aku melanjutkan pembicaraan “Aku sebenarnya tidak anti pacaran Dik, tapi Kakak baru mau pacaran kalo sudah menikah, karena pacaran ketika sudah nikah dengan sebelum nikah beda banget kayak langit dan bumi Adik.”

“Memang apa bedanya Kak?” si Rian bertanya lagi.

Aku jawab lagi “Bedanya itu kalo kita pacaran sebelum nikah, setiap sentuhan adalah dosa, setiap kecupan adalah dosa, setiap belaian adalah dosa, apalagi kalo melakukan itu ….. tambah dosa deh. Tapi kalo sudah nikah setiap sentuhan lembut adalah pahala, setiap kecupan mesra adalah pahala, setiap belaian kasih sayang adalah pahala, bahkan melakukan itu …. juga dapat pahala.”

Rian cuma manggut-manggut.

“Eh kak punya pulsa tidak buat sms, pulsa Aku abis nih” si Rian minta pulsa buat sms.

“Ada nih” jawabku sambil menyodorkan ponsel.

Setelah mengetik sms dan mengirimnya. Aku kemudian bertanya “Sms apaan sih?”

Sambil menyodorkan kembali ponsel Aku, si Rian menjawab “Nih baca saja sendiri kak”

Aku meraih ponsel dan membaca smsnya; “Dinda kita sudahan dulu yah pacarannya, nanti kita lanjutin kalo udah nikah. Rian”

Terimalah Cintaku Dinda

Sambil berlutut sebelah seorang pria mengangkat sekuntum bunga mawar dan menyatakan cintanya kepada gadis pujaannya. “Dinda terimalah bunga ini sebagai lambang cintaku kepadamu.”

Si Gadis menjawab “Maaf aku tidak bisa menerima cintamu, karena cintamu akan layu seperti bunga itu, aku tidak menginginkan cinta yang cepat menghilang.”

Pria itu pergi dengan kecewa, namun ia bertekad untuk tidak menyerah demi mendapatkan Gadis pujaannya.

Dengan membawa sekuntum bunga mawar plastik pria itu kembali menyatakan cintanya. “Dinda terimalah bunga ini sebagai lambang cintaku yang tidak pernah layu kepadamu."

Si Gadis menjawab lagi “Maaf aku tidak bisa menerima cintamu, karena aku tidak menginginkan cinta yang palsu dan stagnan, seperti bunga plastik itu.”

Pria itu pergi dengan kecewanya, namun dia tetap berpikir.

Pria itu pun kembali untuk menyatakan cintanya. “Dinda terimalah bunga deposito ini, sebagai lambang cintaku kepadamu.”

Si Gadis pun meraih rekening koran itu dan menjawab “Iya aku menerima cintamu, karena cintamu akan tumbuh berkembang dan berlipat ganda seiring perjalanan waktu, seperti bunga deposito ini.”

Aku Benci Sinetron

“Kali ini aku akan membunuhmu” tegasku.

“Mas, Aya’ sangat mencintai Mas. Aya’ rela mengikuti mas kemanapun mas pergi. Aya’ akan mempersembahkan hidup Aya' hanya untuk Mas seorang.”

“Tidak, kali ini Aku akan benar-benar membunuhmu. Kau telah merusak keluargaku, anak kesayanganku tidak belajar karenamu, dan istri saya selalu lupa memasak karenamu.”

Aya’ pun menangis terisak-isak.

“Mas apakah Aya’ tidak punya kesempatan lagi untuk membuktikan cinta Aya’ dan memperbaiki kesalahan Aya’.”

“Tidak , tiada lagi maaf bagimu Aku akan segera membunuhmu.”

Kutekan tombol power. Dia pun mati menggelap.

“Mah cepat masak, Papah lapar.”

“Rina belajar sana besok kan Kamu ujian.”